Ahmad Dhani, Tolong Jelaskan Padaku….

Bagi umat kristiani dan katolik, Paskah adalah rangkaian hari besar untuk memperingati sosok messiah mereka. Bagi saya yang beragama muslim, seminggu Paskah ini adalah momen liburan, jalan-jalan dan mencicipi berbagai kafe di Jogja bersama teman-teman.

Hari mulai padam menuju sore, dan siang hari yang panas menjadi sekedar kenangan semata. Namun saya dan teman-teman bersikeras untuk mencoba kafe Gelato yang baru beberapa bulan ini buka di sepanjang Jl. Dr. Soetomo, Jogja. Balas dendam pada siang yang panas seru kami, biar saja sore dingin yang penting manis, bela kami.

Empat scone gelato di tangan, kami memilih tempat duduk tepat di bawah AC agar delicacy ini tidak segera meleleh. Satu, dua, tiga, topik terucap dan pembicaraan random dimulai, hingga akhirnya kami mendarat pada topik politik Jakarta.

Inti pembicaraan kami adalah, Ahmad Dhani, bagaimana kabarmu ya?

Continue reading “Ahmad Dhani, Tolong Jelaskan Padaku….”

Warranted Queen

        -it looks like the tide is calling

Momen dalam hidup itu seperti naik roller coaster. 

Ada saat dimana kita harus menunggu dan bersabar layaknya mengantri giliran naik wahana.

Ada saat-saat dimana kita takut, gugup, nervous luar biasa dalam menghadapi sesuatu namun tetap saja kita lakukan seperti tetap keukeh ingin naik roller coaster walau takut.

Continue reading “Warranted Queen”

It’s A Jeep Thing

Semenjak menonton film The Bucket List, saya mulai memiliki sebuah check list akan hal-hal yang ingin kulakukan sebelum akhir hidup. Di dalam imaginary check list ini, terdapat beberapa hal yang luar biasa konyol dan mungkin terkesan sepele, some of them are:

. Bungee Jump
. Melihat Black Panther secara langsung (ingat Bagheera di film Jungle Book?)
. Pergi ke Alaska dan naik dog slide
. Dapat kartu pos dari Vatikan
. Punya hoodie serigala ala Dylan O’Brien
. Mengendarai mobil Volkswagen Kodok Bettle ke pantai
. Mengendarai mobil Jeep

IT’S

DSC_2193

A JEEP

 DSC_2082

THINGDSC_2083

I am beyond happy, elated and can’t believe my luck
then, it got better

DSC_2127I GOT TO DRIVE ONE
.
.
.

Dimulai dari ajakan bapak dan ibu untuk melakukan survei ke Kaliurang, kami hendak mengadakan reuni dengan alumni Politeknik tempat bapak dan ibu dulu bekerja. Pilihan kami jatuh ke paket lava tour yang disediakan oleh Grinata Adventure.

Lava Tour sendiri adalah sebuah paket wisata alam menggunakan mobil Jeep (atau mobil off road 4 wheel drive lainnya) dan melakukan perjalanan melihat sisa-sisa erupsi gunung Merapi 2010. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di situs mereka sendiri.

Selama ibu melakukan negosiasi harga dengan orang-orang Grinata, saya dan bapak melakukan tur inspeksi mobil Jeep dan mengobrol dengan para pengemudi mengenai mobil-mobil tersebut.

Ada Jeep dari tahun 1947, ada pula Daihatsu baru, ada yang dengan stir kanan dan ada pula yang dengan STIR KIRI. Selama melihat-lihat ini, pandangan kami jatuh pada sebuah Jeep Willyx tua yang terlihat unik.

Melihat gelagat saya dan bapak yang mulai mengelus-elus Jeep, foto-foto kap mobil, dll, salah satu penjaga driver menawarkan kami untuk mencoba tur pendek selama 1-1.5 jam. Kami terdiam, dan saling pandang. Tiba-tiba Ibu muncul setelah selesai membooking 3 Jeep untuk acara reuni. Tanpa pikir panjang, Bapak langsung mengangguk dan kamipun memulai perjalanan dengan Jeep tua ini.

It was amazing

Mobil Jeep yang kami pilih secara spesifik adalah sebuah mobil Jeep Willyx. Menurut salah satu driver yang ada di lokasi base camp, mobil yang satu ini diproduksi pada tahun 1968 dan berasal dari Amerika, karena itulah stir terletak di kiri. Saya menemukan stampel impor-nya (di stamp di dashboard mobil), tertulis bahwa mobil di keluarkan dari pabrik pada tahun 1994. Jadi ya sudahlah..

Mobil ini sekilas mirip dengan seri CJ, bisa dilihat dari kap mobilnya yang rata dengan dashboard mobil. Dulu, mobil seperti ini harus di slenger terlebih dahulu untuk dinyalakan. Maksudnya adalah, memutar mesinnya dengan tuas besar untuk men- jump start mesin, karena pada masa ia dibuat belum ada sistem aki.

Dan yeeep saya mengetahuinya karena diam-diam saya rada nerd mengenai Jeep…

Driver kami bernama Mas Agus, dan ia sangat lincah membawakan Jeep ini ke medan terjal, berat, mengerikan yang dengan pasti akan menghancurkan kopling suspensi torso axis ban rangka mobil biasa. Aku, ibu dan bapak tertawa terbahak-bahak, menjerit, terlompat-lompat dalam kursi dan berpegangan pada handle bar seakan nyawa kami tergantung pada seberapa kuat kami mencengkramnya *dan yeaahh.. aku sempat hampir terlontar beberapa kali dari Jeep tersebut*

Tanjakan yang berbatu, terjal dan membuat kami terombang-ambing dalam kursi
Tanjakan yang berbatu, terjal dan membuat kami terombang-ambing dalam kursi

Di satu titik, Mas Agus menawarkan saya untuk mengendarainya. It was like a dream come true, pada saat itu aku hampir menangis..

Syukurlah sistem mobil Jeep tidak jauh berbeda dengan mobil manual biasanya. Perbedaannya terdapat pada saat starter dimana kita harus ikut menginjak kopling ketika akan menyalakan. Stir yang belum power steering dan POWER nya yang terasa kuat sekali. Sensasinya hampir mirip seperti ketika membawa CR-V, namun terasa lebih liar dan penuh gonjang-ganjing. Dan juga, mobil Jeep yang satu ini tidak ada pintu dan safety belt.

Salah satu pengalaman driving saya yang paling ekstrem, berbahaya, mengerikan dan paling menyenangkan.

Setelah beberapa menit, saya segera mengembalikan kursi panas ke Mas Agus karena jalanan menjadi makin terjal dan saya takuuuuuuuuut :p

It’s Just Amazing

Benar-benar menyenangkan sekali, bagi saya pribadi, yang paling menyenangkan dari Lava Tour ini adalah mengendarai Jeep. Memang tempat-tempat yang kami kunjungi sungguh luar biasa. Namun bagi mereka yang menikmati wisata spontan, sensasi mengendarai JEEP inilah yang akan selalu diingat.

Mas Agus adalah driver yang hebat…. dan usil. Beberapa kali ia membanting setir dan melakukan putaran 360 derajat dan membuat saya, bapak dan ibu menjerit saking kagetnya. Roller coaster? Kalah!! Terdapat beberapa medan yang terlihat berat, TERJANG!! Ada genangan lumpur, SERANG!!

Walhasil rambut saya hancur berantakan, baju agak kotor karena cipratan lumpur, tangan berbau metal karena saking eratnya memegang handle bar, namun senang sekali.

Saya tidak tahu apakah ini memang bagian dari paket atau karena kami sekeluarga sangat ceria sehingga mendapatkan serangkaian bonus tambahan. Namun yang jelas, bila ada kesempatan lain untuk melakukan Lava Tour, akan segera saya lakukan.

.

Judul post ini diambil dari It’s A Jeep Thing by riventhorn.

(Now) I’m In The Business of Sending Direct Postcard

Memang sih menunggu kartu pos itu romantis, tapi terkadang dalam romansa ini terasa juga PHP yang membuat kita merasa tergantung dan galau sendiri. Terutama bila menerima email dari situs postcrossing yang isinya ‘Days Your Mailbox is Happy: 0

Yep, atas dasar itulah saya mulai terjun ke arena Direct Swap di Postcrossing.

Direct Swap adalah mengirim kartu pos tanpa menggunakan sistem random address nya Postcrossing. Yang perlu kita lakukan adalah browsing ke akun-akun pengguna lain dan mengecek apakah mereka menerima opsi Direct Swap atau tidak.

Bila ya, kirim saja email kepadanya. Email yang kukirimkan kira-kira berisi seperti ini:

“Hi! my name is Tane and I’m from Indonesia.
I’m interested in Direct Swap with you and I would really love sending postcard or anything else with you.
You can mail your address to tanehadiyantono@yahoo.co.uk and we can talk about it more 🙂
Cheers!
.Tane”

Tidak selamanya email ini dibalas, namun sesekali ada juga yang membalasnya..

Dari Yu-Ting di Taiwan, ini adalah kartu kedua yang ia kirimkan
Dari Yu-Ting di Taiwan, ini adalah kartu kedua yang ia kirimkan

Kartu yang satu ini merupakan kiriman dari Yu-Ting, ia berasal dari Taiwan. Kartu ini sebenarnya adalah kartu kedua yang ia kirimkan, kartu yang pertama belum sempat ku foto.

Yu-Ting adalah anggota baru di Postcrossing, jadi hehehe, lumayan mudah deh mengajaknya berkirim langsung. Email ajakan Direct Swap saya ia balas dalam jangka waktu beberapa jam saja. Terlihat jelas bahwa ia sangat enthusias dan well… Happiness is contagious 😀

Kemarin saya baru saja mengirimkan kartu pos balasan ke padanya, I hope she’ll like it.

Kartu ini dikirimkan pada 23 Januari 2014 dan tiba pada 10 Maret 2014.

Dari Mukund Chiplunkar di India.
Dari Mukund Chiplunkar di India.

Ada juga dari seorang India bernama Mukund Chiplunkar. Postcrosser yang satu ini sudah sangat senior. Menurut laman profilnya, ia sudah mengirimkan lebih dari 2700 kartu. Bayangkan deh. Dan di profilnya ia juga menuliskan bahwa ia menyukai berkirim surat, jadi tanpa panjang lebar saya mengirimkan email ke padanya.

Balasan dari Mukund cukup lama, mungkin ia juga sedang menyortir email request lainnya. Di email yang ia kirim pada saya, ia bertanya apakah saya memiliki permintaan tertentu akan kartu yang saya minta. Saya membalas bahwa bila memungkinkan boleh deh kartu yang ramai dan ada visual aktivitas orang-orangnya..

Kartu ini dikirimkan pada 8 Februari 2014 dan tiba pada 10 Maret 2014.

.

Sebenarnya saya masih memiliki beberapa kartu hasil Direct Swap lainnya. Diantaranya ada kartu resep makanan khas Russia, ada juga gambar Chiang-Kai-Sek tower dan lainnya.

Sekarangpun saya coba untuk selalu menambahkan embel-embel:
“ps. If you want me to reply your card, just mail your address to my email at tanehadiyantono@yahoo.co.uk :)”
karena kadang-kadang kita juga ingin kan kartu pos yang kita kirim ke random stranger akan dibalas?

Have a great day! And Happy Postcrossing!

Live Post – Clean Up Business, post Ash Rain

Bangun pagi jam 6 (iya keset…) dan langsung bersih-bersih rumah. Mulai dari lap perabotan, pel lantai (tidak usah disapu) dan mengambil sapu, cangkul, sekop dan mainan lainnya.

aaaaa, kebayang deh efek badai Katrina dkk kayak gimana kalau di Amerika
aaaaa, kebayang deh efek badai Katrina dkk kayak gimana kalau di Amerika
driveway ke garasi rumah
driveway ke garasi rumah
DSC_1978
Lumpur dan abunya diciduk, sekop, sapu, kumpulkan, dan entah mau diapain nanti..
Tetangga juga ikut reresik bersama
Tetangga juga ikut reresik bersama
Jalanan yang sudah lumayan lega
Jalanan yang sudah lumayan lega
Bapak (berusaha) membuat semacam sekop besar
Bapak (berusaha) membuat semacam sekop besar
Karung isi abu/tanah/lumpur
Karung isi abu/tanah/lumpur
Meanwhile... si abang yang berkedok demam sedang baca komik.. -_-
Meanwhile… si abang yang berkedok demam sedang baca komik.. -_-

 

Before and After
Before and After

Kebayang deh dengan bencana badai tropis seperti Katrina, Sandy dan semacamnya di Amerika sana. Untung kita hanya hujan debu+gerimis saja, jadi kalaupun berlumpur tidak terlalu parah. Tidak sampai rumah roboh, jalanan berlumput total atau hingga banjir (amit-amit!!) .

Kemungkinan bakal butuh 3-4 hari lagi hingga lingkungan terlihat normal, atau bila seandainya hujan deras turun juga boleh lho….

LIVE POST : Mount Kelud Erruption, photo’s from Jogja

Ini adalah LIVE POST pertama ku seumur hidup.

Beberapa foto pribadi mengenai keadaan erupsi gunung Kelud di Yogyakarta. Foto diambil olehku, di sekitar rumah dan di sekitar Kantor Balaikota Yogyakarta.

Persiapan foto!! Belum beberapa detik di luar, tubuh sudah dihujani abu.
Persiapan foto!! Belum beberapa detik di luar, tubuh sudah dihujani abu.
Tanaman rumah tetangga, perhatikan deh kontras warna abu dan hijaunya tanaman. Debu lumayan tebal..
Tanaman rumah tetangga, perhatikan deh kontras warna abu dan hijaunya tanaman. Debu lumayan tebal..
Tanaman shrubs depan rumah tertutup abu. Pretty Freaky
Tanaman shrubs depan rumah tertutup abu. Pretty Freaky
Rumah tertutup abu, sekilas terlihat seperti salju, namun membuat nafas agak sesak dan sakit tenggorokan..
Rumah tertutup abu, sekilas terlihat seperti salju, namun membuat nafas agak sesak dan sakit tenggorokan..
Jalan di depan komplek perumahan, tebal debu kira-kira 3 cm adalah.
Jalan di depan komplek perumahan, tebal debu kira-kira 3 cm adalah.
Jalan Kenari (depan Kantor Balaikota), tiap kali mobil melintas, abu berterbangan kemana-mana
Jalan Kenari (depan Kantor Balaikota), tiap kali mobil melintas, abu berterbangan kemana-mana
Lapangan Parkir Balaikota tertutup Abu
Lapangan Parkir Balaikota tertutup Abu

It’s #aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa worthy hashtag.
Teringat ketika erupsi gunung merapi ketika Jogja juga ikut diselimuti abu vulkanik. Namun entah kenapa, erupsi Gn. Merapi efeknya tidak separah saat ini…

Ciao! Until next photo post

I don’t need men to light up my cigar: Liberal Feminism

Feminisme merupakan sebuah debat yang bisa dibawa kedua arah. Yaitu self-respect and all encompassing respect perempuan, atau b!tch I wear what I want and nobody can stop me perempuan.

Memang rada naif untuk mengkategorisasikannya menjadi seperti ini, tapi pada dasarnya bila kita membedakannya berdasarkan feminisme Marxisme dan Liberal, yah memang seperti ini. Antara kebutuhan ekonomi melawan budaya independensi.

Feminisme Marxisme berasaskan pada ekonomi. Maka debat mengenai gaji, perbedaan strata berdasarkan pendapatan ekonomi, perlakuan perempuan dibidang house domestic akan lari ke paham ini. Perempuan diberlakukan dengan tidak adil dapat dilihat di film yang dibuat oleh UN ini: The Impossible Dream. Sebuah film dengan durasi 8 menit yang membuat saya merasa tertohok dan sempat merasakan amarah terhadap kaum laki-laki.

Beda lagi dengan Feminisme Liberal yang mengedepankan egaliter dan persamaan hak. Bila laki-laki dapat berjalan-jalan dengan hanya celana pendek dan tidak di grepe-grepe, maka perempuan juga memiliki hak yang sama. Debat mengenai Rape Culture akan condong ke Feminisme Liberal. Liberal juga bergerak di bidang anti-stereotipe dimana pleaseeee jangan samakan perempuan zaman dulu dengan zaman sekarang, dan tolong! Hormati kami karena pilihan yang kami ambil, dan bukan karena subjugasi lingkungan dan environment yang menempatkan perempuan sebagai subordinat!

What about me? Jujur saya tidak mengidentifikasi diri saya sebagai seorang feminisme, namun saya memiliki concern terhadapnya. Bila saya harus menjelaskan basis concern saya, maka saya akan memilih Feminisme Liberal.

Liberal, egaliter dan persamaan hak. Itu adalah tiga keyword yang saya asosiasikan dengan Independensi, “I don’t need a man to light up my cigar.”

Kenapa tidak marxisme? Karena jujur saja Indonesia dalam ranah persamaan hak dalam ekonomi antara perempuan dan laki-laki sudah sangat luar biasa. Tidak ada lagi perbedaan gaji karena lu cowok dan gua cewek. Malah sekarang kebanyakan bos-bos CEO adalah perempuan. Menurut saya, yang harus kita perjuangkan dalam ranah ini adalah mengenai cuti hamil yang mepet due date, buruh perempuan di pabrik-pabrik dengan gaji dan akomodasi minim, dan semacamnya (oke, itu dua contoh yang rada esktrem polar banget, tapi I hope you get what I’m trying to say).

Liberal adalah pandangan dimana apa yang kita lakukan tidak harus didefinisikan oleh laki-laki, menolak stereotipe perempuan! Salah satu bentuk liberalisme yang paling klasik adalah perempuan rambut pendek yang menolak stereotipe damsell in distress ala Rapunzel. Karena itu film Tangled oleh Disney memiliki sebuah ranah yang lebih dalam daripada teenage rebellion and coming of age theme semata.

.

.

(bagian ini saya ambil dari komentar yang saya tulis di blog teman saya, kalau penasaran silahkan cek di Paradoks Pemberdayaan Perempuan oleh Fauzia Firdanisa)

IMO, kenapa Indonesia sangat jauh dalam usaha pemberdayaan perempuan adalah:

1. efek media barat yang terlalu kuat, dimana sensuality is a form of liberation
2. lemahnya budaya Indonesia (but then again, apa itu budaya Indonesia?)
3. pemerintahan (dan media) yang lemah filter

Kalau kita bicara budaya, jelas kita sebagai negara berkembang yang terus menerus didera tayangan internasional akan mati kutu. Gaya berpakaian, gaya bicara, pola pikir kita semuanya makin didefinisikan oleh barat (terutama Amerika). Hal ini terjadi karena ekspos kita terhadap barat yang sudah luar biasa banyak.
Pemikiran bahwa feminisme adalah usaha memperjuangkan seksualitas dan sensualitas memang selalu kontroversial. Di sisi lain memang sangat memalukan dan mendegradasikan ketika melihat Miley Cyrus twerking tanpa rasa malu. Namun di sisi lain kita harus mengakui bahwa memang begitulah Amerika.

Amerika memang dikenal sebagai negara yang rela mendobrak berbagai batas-batas norma. Bila seks adalah sebuah komoditas yang dapat dijual, maka munculah industri film porno. Dan lihat saja industri Playboy basis nya dimana.

What I’m trying to say is, semuanya adalah relatif. Feminisme barat dan feminisme Asia dan Indonesia jelas sangat berbeda. Menurut saya, agak kurang tepat untuk berusaha menyamaratakan asas perempuan kita dengan Amerika. Karena kita berbeda.banget.

Misal, bagi budaya barat, ketentuan wanita untuk berhijab-burqa lengkap dengan warna gelap, tidak boleh keluar rumah, tidak boleh mengendarai kendaraan, tidak boleh ini itu dan itu ini merupakan sebuah bentuk pengekangan yang luar biasa. Namun menurut budaya Afganistan, itu adalah hal yang sah, normal dan diwajibkan. Amerika dan Afganistan bisa berdebat sampai listrik di dunia habis tentang feminisme, hak asasi manusia dan ketentuan agama..

Di Indonesia, fenomena hijabers bisa dibilang sebagai sebuah gebrakan feminisme Islam-Indonesia yang wow banget. Para hijabers dapat mengekspresikan diri mereka sebagai seorang muslim dan fashionista dengan berbagai gaya kerudung yang warna-warni.
Is it right?
haha warna terang, kerudung gaya punuk unta, celana jeans ketat dan tas ZARA jelas tidak ada di Al-Quran. Tapi apakah mereka ‘selamat’ karena mereka menggunakan kerudung? It’s all relative, tergantung kita bicara dengan siapa..
Bagi sebagian orang ini adalah feminisme, cewek-islam-berani, bagi yang lain ini adalah bentuk komodifikasi merk-merk fashion islam yang makin tidak syari’i.

Jangan samakan kita dengan Amerika, bila tren Amerika adalah bikini beige dan nari-nari striptease di panggung internasional adalah bagian dari hidup mereka, so what? Kita juga punya budaya dangdut dengan pakaian lateks super ketat dan goyang ngebor. Bukan berarti kita mengikuti mereka, tapi antara memang sudah ada dari dulu, atau kita memang harus mengikuti kejaran industri. Welcome to the business world, where sex is an item you can buy in half price.

.

Point is, ranah ekonomi dan pemberdayaan wanita harus lebih kita cekoki daripada perbedaan pandangan karena budaya perempuan barat dan perempuan Indonesia. Kita bisa saja berdebat hingga matahari tenggelam tentang relevansi bikini dan independensi dan makin merebaknya tayangan R rated di tv-tv Indonesia. Namun para buruh pekerja yang menjahitkan celana dalam merk GAP dengan harga $30 per itemnya (yang dikerjakan dengan gaji 30 sen per jam) tetap tidak akan terurusi.

Meanwhile..

Oh wow…. Semua ini bisa diargumentasikan dengan alasan minimnya kesempatan perempuan akan edukasi pada zaman dulu. YANG NGGA RELEVAN BANGET SAMA ZAMAN SEKARANG. Stereotipe seperti inilah yang seharusnya kita lawan….