Lulus, terus mau apa?
a. Gaji buta di rumah, jadi kupu-kupu sosialita, loncat satu komunitas ke yang lain
b. Cari pekerjaan, bangun koneksi, rajin kirim CV via situs lowongan kerja, interview
c. Backpacking baca: pelarian ke Sumatra Barat, nongkrong dan tampil mendadak di sebuah pub
d. Naik gunung
e. Otodidak belajar bahasa lain
f. Maraton anime
Enam opsi di atas benar-benar terjadi, tentu dengan segala harkat dan martabat mau ditaruh entah dimana. Yang jelas, lulus dengan IPK cum laude tidak berarti segera dapat pekerjaan dengan mudah. Sudah ada beberapa interview yang saya datangi, namun pffft. Cukuplah jangan dibahas terlebih dahulu.
Kesal? Ooooh don’t ask, don’t tell. Ada saat-saat dimana saya merasa tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya diam di rumah, naik motor dan nongkrong di cafe, belajar barista dan meminum kopi hingga sekian banyak. Tidak begitu produktif, namun damai dan menyenangkan.
Untuk sesaat, hidup terasa seakan tanpa beban, agenda harian hanya terdiri dari, ‘keluar rumah, nongkrong dengan teman, baca buku, internetan, animeanimeanime.’ Lingkaran setan banget.
But life keeps going on, and before you know it, diam terus di tempat maka otakmu lumat tak berkutik. Semangat habis, hari terasa kosong dan tidak bermakna. Hampa hampa ham pa ham paham?*
Jadi setelah segala drama di atas, tiba-tiba Ayah saya menawarkan sebuah solusi gila.
‘Mau coba magang di media?’
Setelah mencari informasi kiri-kanan, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil program yang ditawarkan Tempo Institute: Kelas Jurnalistik Intensif 6 Bulan.
Program tersebut adalah garapan Tempo Institute yang berdiri tepat dibawah naungan grup media Tempo. Pelatihan intensif ditambah dengan program magang untuk memberikan peserta pengalaman nyata sebagai jurnalis Tempo. It’s though, grueling, so many hardship, but I enjoy it.
Keluar-masuk DPR dan MPR, melenggang ke satu hotel dan yang lainnya, memepet para anggota komisi sekian dan bakal calon gubernur DKI, mengikuti perkembangan harga beras, menunggu pengacara Jessica dan lainnya.
Gila, ngga masuk di akal, jauh dari logika, namun nyata. Inilah dunia jurnalis, dan nampaknya aku menyukainya.
Bila ditanya, jelas kegiatan ini melelahkan. Namun perasaan ini jauh lebih baik daripada hanya diam dan stagnan di Jogja. Kala sedih dan hati terasa berat, seorang sahabat mengatakan,
‘Ini bagus banget, kamu beruntung Tan, lebih baik keluar Jogja aja cari kegiatan daripada ngga ngapa-ngapain dan cuma update status Path doang,’
Not that I have Path, but thanks for the vivid detail
.
Jadi yah begitulah, bila ditanya sedang apa saat ini, saya sedang magang di Tempo. Minggu-minggu ini akan spesifik mengejar berita untuk kolom ekonomi-bisnis. Berusaha memahami pergerakkan saham dan istilah-istilah perbankan, mengikuti berita harga beras dan distribusi pangan, mendatangi seminar nasional mengenai Masyarakat Ekonomi Asia.
Gila,
tapi menyenangkan.
Mendebarkan dan merupakan sebuah pengalaman untuk diriku di masa depan.
.
Hidup ini tidak murah. Oke, program ini berbayar dan bisa dibilang cukup mahal. Namun dibandingkan diam saja di rumah, hanya menunggu panggilan kerja… Rasanya sayang sekali bila tidak menantang diri sendiri hingga batas terakhir.
*Ingat puisi Communication Gap oleh Remy Sylado? Menurut saya, ini adalah salah satu puisi terhebat dalam bahasa Indonesia. Tepat setelah
Bener, hidup ini tidak murah
Haha iya nih, rasanya selama ini udah naif banget. Dan sekarang harus dewasa dan sadar keadaan kantong sendiri :’D
nyemplung juga di dunia jurnalistik XD
keluar dari Yogya untuk dapat pengalaman lebih Tane
Nyemplung, semoga ngga tenggelam aja nih kak :D. Iya nih biar pengalaman ngga lokal aja kak, kapan gt ada agenda ke Jakarta kak?
rencana awal minggu depan. cuma aku ga tahu deh ini. masih di jakarta ampe kapan tane?
Semangat mbak Tane.
Iya thank you Ari.. Belajar dari aku, ntar kalau udah mau lulus, usahakan udah dapat pegangan mau kerja dimana :’D
Iya kak, semoga ya. Aku jg lagi terus cari kesempatan-kesempatan yang ada nih, supaya bisa kerja…
Semangat tane, kapan selesai programnya?
July besok, kemudian kalau dari Tempo mau dilanjutkan, bisa sampai Oktober. But idk sih, aku rada tentatif melihat tawaran kerja lain juga :*
Dirimu bagaimanakah?
Lama juga ya, kost di daerah mana Tan? Bagi cerita di blog yak, aku kemarin lihat iklan program itu di koran dan lumayan tertarik but sadly I couldn’t afford it :”X
Aku wisuda akhir bulan ini, habis wisuda aku bakal mulai kerja di startup company based in Netherlands, so I guess I will be working from home in Jogja for a while :3
Ooh yes I admit it’s very VERY pricy. Banyak juga teman-temanku yang pada silently-judging dan aku cuma diam saja. But I think it is worth it, only if you could take the gold out of this crazy experience.
Ooooh congrats ip!! Basis di Belanda, tapi kantor di Jakarta atau dimana ip?
Aku kos di daerah Tanjung barat, jaksel
Wah, jadi jurnalis? Dulu termasuk salah satu fantasi saya itu (selain jadi detektif, agen rahasia dll). Have a good journey! 🍸
PS: tapi kok endingnya agak aneh ya? (Tepat setelah)
Ingin jadi spy pasti efek 007 (aku juga kok :p)
Ah iya..! Thanks for pointing that out..!
Puisi bahasa Indonesia lain yang ku maksud adalah Aku oleh Chairil Anwar (klasik mainstream bgt yah). Aku suka gaya Remy dan Chairil yang sarkastik tapi berani. Keren aja dan seakan jadi pembenaran diri yang mutlak.