Aloha!
Post kali ini adalah rangkaian pre dan post perjalanan saya dan adik saya di Singapura selama 4 hari 3 malam. Tulisan akan saya bagi menjadi 3 bagian, yaitu pre-SG mengenai segala persiapan dan kisah pembuatan paspor yang acakadut. Kemudian while in SG dan berbagai kisah tentang waktu kami di area Chinatown dan sekitarnya. Sedangkan post terakhir mengenai do’s and don’ts atau review dari perjalanan kami.
So without further ado…..
Pt 1: The Passport Story and Stuffs You Gotta Prepare
.
Sebenarnya liburan ke Singapore kali ini dimulai dari sebuah ajakan dari seorang teman. Ia menemukan promo tiket murah dengan penerbangan Air Asia, ke Singapore sebesar 250k. Lumayan banget kan itu harganya? Tapi setelah kami mengobrol panjang lebar dan berusaha saling menyamakan jadwal, ternyata hasilnya war kaput dan jadwal kami tidak bisa disamakan.
Tapi karena saya sudah keburu bersemangat, maka saya akhirnya berangkat juga bersama adik saya. Untung ada tabungan dari beasiswa yang saya terima dari dua semester terakhir ini, jadi dari sisi ekonomi sudah ter-cover lah 😀
First thing first, apa yang harus dipersiapkan kalau mau pergi ke luar negeri?
1. Tiket
2. Paspor
3. Akomodasi
4. ….. stuffs
Kenapa urutannya tiket dulu baru paspor? Well karena menurut saya, memastikan tiket ada dan dalam jangkauan harga yang bisa dicapai itu prioritas utama yang harus kita pastikan terlebih dahulu. Ketika sudah yakin aka nada tiket, barulah cek paspor.
Pembuatan paspor sekarang juga sudah jauh lebih mudah dari zaman dulu. Syarat-syarat nya yang harus dipenuhi juga tidak tergolong susah dan bisa kita kerjakan sendiri. Selain itu, lama pembuatannya yang hanya membutuhkan 7 hari juga sangat membantu sekali.
Kebetulan paspor saya masih berlaku hingga tahun 2016, jadi tidak masalah lah. Namun paspor si Abang inilah yang ternyata harus diperbarui sehubung miliknya kadaluarsa pada 2013 akhir kemarin. Tapi it’s OK, sebagai kakak yang baik dan enthusiast, saya memulai mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan untuk memperpanjang paspornya.
The Pass to the Port is not an Easy Business
Berkas yang harus dikumpulkan untuk memperpanjang paspor itu SAMA saja dengan yang dibutuhkan untuk membuat paspor baru. Hanya tambah buku paspor lama and that’s it.
Tapi khusus untuk anak yang masih sekolah seperti si Abang ini, beliau masih SMP kelas 2, maka kami harus menambahkan:
1. Surat keterangan dari sekolah, bisa kita dapat dengan menghadap TU sekolah, sangat mudah dan hanya butuh modal nama, nomor urut absen, kelas dan tujuan perjalanan si Abang.
2. Surat keterangan dari orang tua, yang ini kita dapatkan dari kantor Imigrasi. Di surat ini kita akan diminta mengisi keterangan si anak dan diakhiri dengan tanda tangan di atas materai 6k.
3. Fotokopi Buku Nikah orang tua + Asli
4. Fotokopi KTP Orang Tua + Asli
5. Fotokopi Paspor Orang Tua + Asli
Untuk berkas lainnya standard lah seperti Akter Kelahiran, Kartu Keluarga, Form yang diberikan kantor Imigrasi.
Kantor Imigrasi di Jogja buka jam 8.00, namun ketika saya tiba pada jam 8.30an, lokasi sudah ramai dipenuhi oleh orang-orang yang ingin membuat paspor juga. Nomor antrian yang saya terima adalah nomor 98, padahal saat itu baru saja sampai pada angka 45.
Mengerikan. Sungguh amat sangat mengerikan.
Maka tanpa pikir panjang, saya segera keluar dari Kantor Imigrasi, menyebrang jalan, berjalan sedikit kearah pom bensin Adisucipto dan nongkrong di Dunkin Donuts ditemani buku Buffalo Creek Tragedy oleh Gerald M. Stern dan dua potong sandwhich. 2 jam kemudian saya baru kembali ke Kantor Imigrasi.
Berkas sudah diserahkan, maka sayapun melenggang pergi. Panggilan untuk foto yaitu 3 hari ke depan, maka saya dan Abang memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan hal lain. Kebetulan saya juga sekalian memperpanjang paspor milik Ibu, jadi untuk foto dan mengambil paspornya, mereka berdualah yang menyelesaikan sisanya.
Where Cha’ Gonna Stay?
Okay, jadi anggaplah urusan paspor sudah kelar semuanya, dan tawaran tiket murah sudah ditangan. Maka apa lagi yang harus dipersiapkan? Akomodasi tentu saja!
Kami mencari berbagai hostel di Singapore melalui situs Agoda.com, Room 500 Asia dan official site sang hostel. Ini kami lakukan untuk membandingkan review dan harga. Ini lumayan penting lho, karena di satu situs bisa saja harganya $20 per night, sedangkan di situs official sitenya $22. Memang hanya beda $2 saja, tapi lumayan lah.
Pilihan kami jatuh pada the Royal Hostel Singapore di area Chinatown. Sekali baca reviewnya di Agoda memberikan kesan positif, ketika kami mengecek galeri foto di situs aslinya, lokasi terlihat cozy dan bersahabat.
RHS ini mematok harga $20 per night. Namun bila kita booking kamar melalui situs Agoda.com, kita akan mendapatkan diskon 15%, maka total untuk 2 orang selama 4 hari 3 malam adalah $104.16. Memesan kamar menggunakan situs Agoda.com membutuhkan kartu kredit, so yeahh… Untung ada kartu kredit ayah :p
Alasan kami memilih RHS adalah selain karena harganya yang tergolong murah, letaknya yang di tengah-tengah Chinatown membuat kami bersemangat untuk melakukan cultural adventure. Letaknya yang di daerah pecinan yang notabene dianggap berbahaya, tidak bersahabat, Chinese etc etc membuat saya semakin bersemangat tinggal di sana.
Untuk liburan kali ini, saya ingin mencoba not-playing-safe dan coba langsung tembak ke tempat yang rada aneh saja sekalian. So, the Royal Hostel Singapore it is! Selain itu, lokasinya dekat dengan masjid, you have no idea how hard it is to pray in SG. Selain itu, menurut kontrak dari hostel, kami juga akan mendapatkan self-serve breakfast dan high speed internet 24 jam. It’s a total win.
Suit up!
Berhubung saya dan Abang ingin melakukan budget adventure, maka kami dengan sengaja mencari tiket yang paling murah, itu artinya tidak dapat memilih duduk dimana dan tidak mendapatkan fitur bagasi.
But it’s Okay, karena Air Asia memberikan tiap penumpangnya alokasi 10 kg hand carry bag untuk masuk ke kabin pesawat. Syaratnya adalah 10 kg itu terdiri dari 2 tas saja. Maka saya menyiapkan koper Delsey dan tas ransel untuk dibawa ke kabin. Memang rencananya ingin backpacking, but please… Kenapa harus menenteng tas ransel berat ketika kita bisa tarik koper kemana-mana?
Jadi apa saja yang harus dibawa?
Yah tahulah ya, standard baju, handuk dan perlengkapan toiletries. Nah untuk toiletriesnya, kita bisa sengaja tidak membawa sabun mandi karena pasti akan disediakan hostelnya. Namun shampoo, sikat gigi, sabun wajah dan pasta gigi harus bawa sendiri.
Dan yang tidak kalah pentingnya, colokan listrik!! Singapore menggunakan model colokan dengan 3 lubang, yaitu satu lubang lebih banyak dari barang-barang elektronik yang ada di Indonesia. Jadi bila kalian akan membawa perlengkapan elektronik, jangan lupa membawa alat pengganti…entah apa itu namanya.
Namun bila kalian akan tinggal di RHS, maka rest assured! Karena pihak hostel telah menyiapkan cop-cop an yang sesuai dengan colokan ala Indonesia yang hanya membutuhkan 2 lubang.
That’s it?
Nopeee, yang jelas jangan lupa membuat planning perencanaan mau ke mana saja, berapa biaya masuknya dan lain lain. Dengan bantuan situs Singapore, kami berencana akan mengunjungi beberapa museum yang admisinya gratis.
Jangan lupa juga untuk menukarkan uang rupiah kita ke SGD, kalau bisa sih cari money exchanger yang tarifnya bersahabat ya 😀
Persiapkan juga uang untuk transportasi di Singapore. Dengan bantuan dari Kak B, ia menyarankan untuk mengalokasikan 20$ untuk membeli dan mengisi kartu EZ-Link. Dengan kartu ini, kita akan bisa berpergian di sana menggunakan layanan MRT dan bis. Pelajari juga peta MRT Singapore!! Kalau mau, bisa dilihat deh Pdfnya di sini.
Kami juga memperhitungkan biaya $5 untuk tiap kali makan, karena percaya atau tidak, dengan harga segitu kita bisa makan banyak di restoran India. Untuk bayangannya, Biryani Mutton dengan tambah minum adalah $5.3 sedangkan Cheese Prata with Aloo Wala dan minum adalah sekitar $3. Jadi tinggal hitung-hitung saja lah..
Saya menukarkan sekitar Rp 1.7kk ke SGD dan untuk 4 hari 3 malam untuk 2 orang, dan.itu.masih.sisa.banyak.
.
.
I guess that’s it, persiapan kami sebelum berangkat. Oh ya jangan lupa juga membayar airport tax di bandara. Untuk Bandara Adisucipto, International Flight memberikan harga 100k per orang. Kalau bawa minuman dalam botol, botolnya dimasukkan kedalam task arena bila tidak, akan diambil oleh petugasnya.
Ok then, next post will be about our days in SG..!
kayaknya kita perlu nabung buat jalan-jalan bareng,,pasti seru deh kalau kita jalan bareng Tan 😀
boleh banget kak.. nanti kita duet berdua jalan-jalan entah kemana gitu ya 🙂