There’s a Postcard on my Table

There’s a Postcard on my Table

.

Suatu hari, seorang sahabatku yang bernama Dien Retno mengenalkanku pada situs Postcrossing.com. Sebuah situs yang menghubungkan orang-orang yang tertarik dengan dunia kirim mengirim kartu pos. Bila ingin lebih jelasnya, bisa langsung lihat ke situsnya atau cek postingan yang luar biasa membantu ini: Denissa’s Blog.

Singkat kata, saya jadi penasaran dan mengikuti kegiatan postcrossing ini, 5 kartu pos pertama saya ditugaskan harus terbang ke Russia, Germany dan Hongkong. Awalnya ketika hendak menyerahkan kelima kartu pos ini, luar biasa skeptis dan agak keki rasanya.

Agak ragu, dan bimbang sebelum membeli perangko dan mengirim para kartu pos ini. Beli kartu pos, satu sekitar 4 ribuan, kirim satu kartu pos ke eropa habis 8.000. Jadi kira-kira untuk modal sekali kirim harus menyiapkan Rp 12.000,00 lah. Harga yang murah sih, tapi kalau sekali kirim langsung 5 ya agak meringis juga nih dompet.

Selain itu, setelah browsing di internet, saya menemukan beberapa testimoni bahwa satu kartu pos membutuhkan waktu minimal satu bulan hingga tiba di tangan penerima, jadi akan baru 2 bulan (atau lebih) sejak kita mengirim baru akan menerima balasan. Takut keburu lost interest

Kemudian bimbang, mau menulis apa ya? Tentang diri, tentang Indonesia, tentang Jogja atau tentang makanan khas seperti gudeg? Bagaimana kalau si penerima tidak suka atau bingung dan merespon negatif?

Tapi ya sudahlah, namanya juga coba-coba…

Kira-kira 2 bulan kemudian, pada hari ketika saya pulang dari Bandung, terdapat dua kartu pos bertengger dengan nyamannya di meja belajarku.

I'm in love with triplets pup and Ukraine's wheat field
I’m in love with triplets pup and Ukraine’s wheat field

Satu datang dari Ukraina dan yang satunya lagi dari Finlandia.

Kartu pos dari Ukraina dikirim oleh seorang Yana, ia bercerita mengenai musim panas di negaranya dan ia juga menulis bahwa ia berharap dapat menjelajahi Laut Hitam. Sedangkan kartu pos dari Finlandia dikirim oleh Saevoken (I’m not sure tho, the handwriting is funny) yang menuliskan asalnya, yaitu dari Finlandia bagian Utara, tepatnya dekat dengan perbatasan Swedia. Keduanya sangat random, namun membuatku merasa seperti menerima sebuah surat dari seorang teman lama.

postcard003
A fiddler from Germany and a haute couture from USA

Beberapa minggu kemudian, sebuah kartu pos datang lagi. Kali ini mereka berasal dari German dan Amerika. Katrin dari German bercerita bahwa walaupun ia tidak pernah ke Indonesia, ia merasa mengenal Negara ini dengan cukup baik karena ia dulu pernah menjadi seorang supporter untuk seorang gadis yatim piatu di Indonesia melalui organisasi Plan International. Hingga sekarang Katrin dan anak Indonesia ini masih sering bertukar surat.

postcard002
I LOVE the hamsters. Their song is my new conscience

Kartu pos paling unik yang saya terima berasal dari Jepang. Selain gambar di kartu posnya yang lucu dan unik, hal-hal yang ditulis Kaori membuatku tersenyum.

Total kartu pos yang sudah kukirim adalah 8, dan kartu pos yang sudah kuterima adalah 6. Senang dan rasanya tidak sabar hingga mendapatkan kesempatan untuk dapat mengirim kartu pos lagi. Dari beberapa kartu pos yang sudah saya terima ini, saya merasa bahwa, toh menulis apapun juga tampaknya tidak masalah. Bahkan jauh lebih menarik bila kita menuliskan hal-hal paling sederhana maupun random yang terlintas di kepala kita, seperti Kaori. Bisa juga menulis mengenai kisah inspiratif seperti Katrin yang membuat saya merasa bahwa di luar sana sebenarnya ada banyak sekali orang yang baik hati.

DSC_0441
brrp sorry for the slight blur.

Yang menarik dan unik dari kegiatan ini adalah, bahwa bahkan dengan gegap gempitanya online social media dan makin ditinggalkannya budaya mengirim surat, ternyata masih banyak orang di luar sana yang giat berkirim surat maupun kartu melalui jasa Pos.

Sempat juga merasa agak terharu dan sekaligus bersalah dengan anggapan bahwa Pos Indonesia itu lambat, mahal dan merugikan (baik costumer maupun Negara). Namun sebenarnya ada romantisme sendiri ketika kita menunggu dengan harap-harap cemas akan kartu pos yang akan kita kirim maupun terima.

Siapa lagi di sini yang tertarik dengan kirim mengirim kartu pos? Memang awalnya agak mencemaskan dan membuat saya ragu, namun it’s going to be very exciting when you read your very first post card from somewhere around the globe.

.

.

I’m losing my writing mojo. Wait, do I even have it in the first place? Sudah lama tidak menulis……. 😛

7 thoughts on “There’s a Postcard on my Table

    1. Ooo, ternyata kalau nge-umpan balik kayak gitu toh caranya? *baru nyadar * haha, aduh maaf ya kalau saya main tag blog tapi ngga lapor… ><

      wow, kalau penpaling aku belum pernah coba, itu dari situs postcrossing juga atau dari tempat lain nih?

      1. iya, ga apa apa ga usah lapor juga hehehe 😉

        iya dari postcrossing juga atau forum.postcrossing
        lumayan temenannya jangka panjang bukan tuker tukeran kartu pos aja, kalau mau slain postcrossing jg ada swapbot, tapi belum pernah nyobain,hehe

Reply This Way Beib

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s